Bukankah aku dan dia sama-sama menyembah sang sutradara agung yang
mengatur segala sandiwara dimuka bumi ini ?
Lalu kenapa diantara aku dan dia masih ada tembok besar menjadi pemisah cinta kita ?
Apa karna cara ku dan dia berbeda dalam menyebut nama sang sutradara ?
Rentetan pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang akhir-akhir ini selalu mengganggu fikiranku . Aku mencintai seorang pria berkalung salib . Pria yang kini selalu menjadi topik perbincangan ku dengan Tuhan . Aku mengenalnya tidak cukup lama , namun cinta diantara kita hadir begitu cepat . Cinta yang kini menjadi tema di hari-hari ku . Mungkin untuk sebagian orang cinta diantara kita hanya cinta sesaat , cinta yang gampang rapuh , dan gampang goyah . Namun tidak untuk ku dan untuknya . Ada sudut-sudut lain yang mereka tidak mengerti tentang cinta kita . Maklum saja , mereka hanya penonton bukan pemain utama di dalam kisah cinta kita . Aku selalu berharap semoga Tuhan selalu tertarik dengan kisah cinta kita.
Lalu kenapa diantara aku dan dia masih ada tembok besar menjadi pemisah cinta kita ?
Apa karna cara ku dan dia berbeda dalam menyebut nama sang sutradara ?
Rentetan pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang akhir-akhir ini selalu mengganggu fikiranku . Aku mencintai seorang pria berkalung salib . Pria yang kini selalu menjadi topik perbincangan ku dengan Tuhan . Aku mengenalnya tidak cukup lama , namun cinta diantara kita hadir begitu cepat . Cinta yang kini menjadi tema di hari-hari ku . Mungkin untuk sebagian orang cinta diantara kita hanya cinta sesaat , cinta yang gampang rapuh , dan gampang goyah . Namun tidak untuk ku dan untuknya . Ada sudut-sudut lain yang mereka tidak mengerti tentang cinta kita . Maklum saja , mereka hanya penonton bukan pemain utama di dalam kisah cinta kita . Aku selalu berharap semoga Tuhan selalu tertarik dengan kisah cinta kita.
***
Sore itu cukup cerah , matahari masih enggan berlari ke arah
barat . Banyak orang berlalu lalang dijalan , membuat ku cukup pusing
melihatnya . Setelah cukup lama aku menunggunya , akhirnya dia muncul diantara
kerumunan para penumpang bis yang baru saja turun , dia melambaikan tangan padaku
dan aku sunggingkan senyum yang cukup manis untuknya . Dia pun segera menuju
kearahku yang sejak tadi terduduk diatas motorku .
“hai cantik , lama ya nunggunya?” sapanya manis
“luamayan , tapi gak papa kok asal yang ditunggu itu kamu.”
“dasar cantik , hahaha . Yaudah sekarang kita mau kemana?”
“kerumah abangku buat nititpin kamu beberapa hari disini.”timpalku dengan senyum jahil
“yaudah , ayuk . Aku yang bawak motor tapi ya ?”
“ya , aku juga males buat boncengin kamu , berat .”kataku sambil menyerahkan kunci motorku padanya .
“hai cantik , lama ya nunggunya?” sapanya manis
“luamayan , tapi gak papa kok asal yang ditunggu itu kamu.”
“dasar cantik , hahaha . Yaudah sekarang kita mau kemana?”
“kerumah abangku buat nititpin kamu beberapa hari disini.”timpalku dengan senyum jahil
“yaudah , ayuk . Aku yang bawak motor tapi ya ?”
“ya , aku juga males buat boncengin kamu , berat .”kataku sambil menyerahkan kunci motorku padanya .
Aku menikmati perjalanan kerumah abang bersama dia .
Perasaan senang dan haru saat itu sedang bergemuruh dihatiku .Saat seperti itu
yang selalu aku tunggu , berdua dengan pria yang menjadi tema saat aku rasakan
galau . Setelah cukup lama menempuh perjalanan , rumah abang pun menjadi
pengakhir perjalalan an kita saat itu . Abang sudah menunggu kita di teras
rumahnya saat itu .
“kok lama dedek ?” kata abang memulai percakapan kala itu
“ ya bang , ini nunggu pria disamping ku ini “ timpalku sambil menyenggol pria di yang sejak tadi berdiri disampmgku .
“yaudah ayok masuk kerumah.” Kata abang kemudian
“kok lama dedek ?” kata abang memulai percakapan kala itu
“ ya bang , ini nunggu pria disamping ku ini “ timpalku sambil menyenggol pria di yang sejak tadi berdiri disampmgku .
“yaudah ayok masuk kerumah.” Kata abang kemudian
Kita pun masuk kerumah dan duduk-duduk di ruang tamu sambil
berbincang-bincang . Ini kali pertama abang dan priaku bertemu . Namun tidak ada
kecanggungan dianatara mereka. Senja pun berganti malam . Aku mengakhiri
percakapan sore itu dan berpamitan untuk bergegas pulang .
“ abang titip priaku ya ?”kataku memohon
“pasti dek , tenang aja.”timpal abang penuh pasti.
Priaku mengantarkanku sampai ke ambang pintu rumah , dia mencium keningku . Ada rasa haru yang mulai muncul kepermukaan saat itu .
“ayah , bunda pulang dulu ya? Besok bunda kesini lagi .”kataku
“yah bunda , hati-hati ya cantik . Kalo sudah sampai rumah sms ya bunda?”tandasnya sambil mengelus-elus kepalaku.
“ya ayah , pasti . Besok kita jalan-jalan deh . Bunda ajak ayah keliling daerah sini . “ kataku mantap
Aku pun berjalan menuju motor ku dan menaikinya . Aku tancap gas motor ku dengan cepat . Motorku pun berlalu menjauhi dia yang masih berdiri diambang pintu. Terima kasih Priaku sudah merelakan segala waktumu untuk menemuiku , untuk mengunjungi kotaku ini . Terima kasih sudah jadi pelengkap dihidupku .
“ abang titip priaku ya ?”kataku memohon
“pasti dek , tenang aja.”timpal abang penuh pasti.
Priaku mengantarkanku sampai ke ambang pintu rumah , dia mencium keningku . Ada rasa haru yang mulai muncul kepermukaan saat itu .
“ayah , bunda pulang dulu ya? Besok bunda kesini lagi .”kataku
“yah bunda , hati-hati ya cantik . Kalo sudah sampai rumah sms ya bunda?”tandasnya sambil mengelus-elus kepalaku.
“ya ayah , pasti . Besok kita jalan-jalan deh . Bunda ajak ayah keliling daerah sini . “ kataku mantap
Aku pun berjalan menuju motor ku dan menaikinya . Aku tancap gas motor ku dengan cepat . Motorku pun berlalu menjauhi dia yang masih berdiri diambang pintu. Terima kasih Priaku sudah merelakan segala waktumu untuk menemuiku , untuk mengunjungi kotaku ini . Terima kasih sudah jadi pelengkap dihidupku .
***
“ayah , ayo katanya mau jalan-jalan.”kataku sambil
bergelanjut manja kepadanya.
“ya bunda ,ayo .”timpalnya sambil meladeni sikap manjaku .
“yaudah ,ayo berdiri ayah .”rengek ku kemudian.
“gimana mau berdiri , bunda aja masih gelanjutan gini . Bunda dulu berdiri , baru aku . “tandasnya menyikapi rengekanku .
Aku pun berdiri , dan mencari sosok abang yang sejak tadi belum keliatan batang hidungnya . Lama aku celingak-celinguk , abang pun muncul . Dia tersenyum manis padaku , menyapaku dari kejauhan. Aku melambaikan tangan ke arahnya , memintanya untuk segera menuju ke arah ku . Dengan sigap dia pun melakukan lari kecil .
“ada apa dedek? Tadi abang masih cuci baju.”katanya kemudian sambil duduk di samping priaku .
“dedek mau ajak ayah jalan-jalan bang . Pinjemin helm donk ?”timpalku cepat
“oh , yaudah kalo gitu abang ambil dulu ya dek.”tandasnya sambil bergegas berdiri
Abang meninggalkan kita berdua , kita terdiam cukup lama . Hingga akhirnya percakapan sederhana dimulai saat itu .
“ayah kenapa mau jauh-jauh dari Surabaya ke sini ?”kataku sambil mengatur posisi nafasku yang mulai naik turun tidak stabil
“karna aku ingin orang tua mu tau , bahwa aku serius dengan anaknya ini.”ucapnya mantap
“ayah , bunda kan tidak cantik ? tidak seperti wanita-wanita yang pernah hadir dihidupnya ayah ? Kenapa masih memilih bunda ?”tanyaku lagi
“aku sudah cukup merasakan berbagai macam kecantikan wanita . Aku ingin cari yang serius , cari yang baik , cari wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anakku .”jawabnya lagi
“tapi ayah , bunda takut .”timpalku kemudian dengan air mata yang masih tertahan
Dia meremas tanganku , dia mengelus-ngelus kepalaku , lalu mencium keningku dengan penuh kehangatan .
“takut karna apa bunda ? Karna keyakinan kita yang berbeda ?”katanya kemudian
Aku hanya menunduk dan tidak menjawab pertanyaannya lagi . Tangisanku pun mulai meledak . Aku menangis sejadi-jadinya saat itu . Dia memeluk ku dengan erat . Setelah cukup lama aku larut dalam tangisan ku , dia pun mulai bicara . Suaranya agak parau namun masih beribawa . Aku tidak peduli bagaimana mereka menatap kita dengan tatapan hina . Aku akan tutup telinga , aku akan tutup mata . Aku akan menjadi tuli dan buta untuk segala cercaan yang akan menghujani cerita kita . Biarkan mereka tertawa sekarang , kelak mereka yang akan bungkam saat kita yang menjadi pemenang . Tuhan itu cuma satu bunda , cara kita saja yang berbeda dalam menyebutnya.
“ya bunda ,ayo .”timpalnya sambil meladeni sikap manjaku .
“yaudah ,ayo berdiri ayah .”rengek ku kemudian.
“gimana mau berdiri , bunda aja masih gelanjutan gini . Bunda dulu berdiri , baru aku . “tandasnya menyikapi rengekanku .
Aku pun berdiri , dan mencari sosok abang yang sejak tadi belum keliatan batang hidungnya . Lama aku celingak-celinguk , abang pun muncul . Dia tersenyum manis padaku , menyapaku dari kejauhan. Aku melambaikan tangan ke arahnya , memintanya untuk segera menuju ke arah ku . Dengan sigap dia pun melakukan lari kecil .
“ada apa dedek? Tadi abang masih cuci baju.”katanya kemudian sambil duduk di samping priaku .
“dedek mau ajak ayah jalan-jalan bang . Pinjemin helm donk ?”timpalku cepat
“oh , yaudah kalo gitu abang ambil dulu ya dek.”tandasnya sambil bergegas berdiri
Abang meninggalkan kita berdua , kita terdiam cukup lama . Hingga akhirnya percakapan sederhana dimulai saat itu .
“ayah kenapa mau jauh-jauh dari Surabaya ke sini ?”kataku sambil mengatur posisi nafasku yang mulai naik turun tidak stabil
“karna aku ingin orang tua mu tau , bahwa aku serius dengan anaknya ini.”ucapnya mantap
“ayah , bunda kan tidak cantik ? tidak seperti wanita-wanita yang pernah hadir dihidupnya ayah ? Kenapa masih memilih bunda ?”tanyaku lagi
“aku sudah cukup merasakan berbagai macam kecantikan wanita . Aku ingin cari yang serius , cari yang baik , cari wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anakku .”jawabnya lagi
“tapi ayah , bunda takut .”timpalku kemudian dengan air mata yang masih tertahan
Dia meremas tanganku , dia mengelus-ngelus kepalaku , lalu mencium keningku dengan penuh kehangatan .
“takut karna apa bunda ? Karna keyakinan kita yang berbeda ?”katanya kemudian
Aku hanya menunduk dan tidak menjawab pertanyaannya lagi . Tangisanku pun mulai meledak . Aku menangis sejadi-jadinya saat itu . Dia memeluk ku dengan erat . Setelah cukup lama aku larut dalam tangisan ku , dia pun mulai bicara . Suaranya agak parau namun masih beribawa . Aku tidak peduli bagaimana mereka menatap kita dengan tatapan hina . Aku akan tutup telinga , aku akan tutup mata . Aku akan menjadi tuli dan buta untuk segala cercaan yang akan menghujani cerita kita . Biarkan mereka tertawa sekarang , kelak mereka yang akan bungkam saat kita yang menjadi pemenang . Tuhan itu cuma satu bunda , cara kita saja yang berbeda dalam menyebutnya.
Ketenangan saat itu muncul dalam hatiku . Ada seukir senyum
yang tersungging dibibirku . Ada semacam babak baru dengan dia yang akan tergurat
bersama . Aku yakinkan dalam benak ku , aku akan berjuang dengan pria didepanku
ini . Pria pembawa kabar baik .
“dedek ini helmnya.”kata abang secara tiba-tiba
suara lantang abang saat itu memecah segala keheningan yang ada , mengakhiri segala percakapan sederhana saat itu . Aku pun menoleh kearahnya . Mengahapus sisa air mataku yang masih menempel dipipiku . Abang tidak bertanya kenapa aku menangis . Dia hanya tersenyum dan mengelus-elus kepalaku . Mungkin abang mengerti keadaan saat itu . Akupun segera beranjak dari tempatku dan menarik priaku untuk segera berdiri . Aku berpamitan kepada abang dan berjanji akan cepat kembali .
suara lantang abang saat itu memecah segala keheningan yang ada , mengakhiri segala percakapan sederhana saat itu . Aku pun menoleh kearahnya . Mengahapus sisa air mataku yang masih menempel dipipiku . Abang tidak bertanya kenapa aku menangis . Dia hanya tersenyum dan mengelus-elus kepalaku . Mungkin abang mengerti keadaan saat itu . Akupun segera beranjak dari tempatku dan menarik priaku untuk segera berdiri . Aku berpamitan kepada abang dan berjanji akan cepat kembali .
***
Terik matahari siang itu cukup mengundang keringat untuk keluar dari persembunyiannya . Setelah berkeliling cukup lama . Kita pun terhenti didepan masjid . Dia memarkir motorku dihalaman masjid . Kita pun berjalan menuju amben disebrang masjid. Suasana saat itu cukup tenang , angin sepoi-sepoi menjadi pelengkap keadaan kala itu . Diapun duduk disampingku sambil meremas-remas tanganku . Percakapan sederhana yang tadi itu pun berlanjut kembali . Namun kini dia yang mengawalinya .
“bunda tau tidak sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan wanita berhijab . Namun aku bisa terima jika wanita disampingku ini berhijab . “katanya
“ayah , bunda berhijab bukan karna bunda sudah baik . Bunda berhijab karna bunda sedang menuju proses perbaikan diri .”sahutku kemudian
“iya bunda . Aku ingin bunda berhijab bukan hanya menutupi aurat bunda . Aku ingin hati bunda juga berhijab . Karna percuma jika wanita tersebut berhijab namun hati masih saja tidak baik”.sahutnya lagi
“terima kasih sudah menghargaiku sebagai wanita muslimah .”kataku sambil tersenyum
“terima kasih juga sudah menghargai ku sebagai pria berkalung salib.”sahutnya juga sambil membalas senyumku dengan senyuman khasnya
“ayah , sebelum besok ayah pulang . Besok ayah kerumah ya ?”tanyaku
“aku mau bunda , tapi apa kamu sudah siap memperkenalkan ku dengan keluarganya bunda ? Bagaimana jika mereka menolak ku karna aku berbeda ?”jawabnya
“aku sudah siap ayah . Asal ada ayah disampingnya bunda . Bunda tidak takut menghadapi yang akan terjadi besok .”kataku mantap
Percakapan sederhana itu pun seketika berakhir . Ponselku berdering , ada messages masuk dari mama ku yang memintaku untuk segera pulang . Diapun mengajak ku untuk bergegas pulang . Kita pun berdiri dan berjalan menuju motorku . Dia tancap gas motorku dengan cepat . Kita pun menjauh dan kemudian berlalu .
***
Aku menunggunya pagi itu. Dia pun datang bersama abang .
Hari ini dia akan pulang ke Surabaya .Rasanya terlalu cepat dia disini . Aku
pun menyuruh mereka masuk kedalam rumah . Ada mama yang tiba-tiba keluar dari
ruang tengah . Dia pun dan abang berdiri untuk menyalami mama . Abang sudah
kenal baik dengan mama . Mama menyambut hangat tangan abang menyalami mama
.Namun berbeda saat dia yang meraih tangan mama , mama menatapnya dengan
tatapan tidak baik .Mama tidak berkata apapun pada dia . Mama hanya menoleh ke
arah ku dengan pandangan kemarahan yang tertahan kemudian meninggalkan kami
bertiga . Dia melihat ekspresi mama saat menatap ku , adanya kesedihan yang
mulai tersirat diwajahnya . Melihat kejadian itu abang mulai mencairkan suasana
.
“dedek abang pinjem laptop dan modem , boleh ?”kata abang jail
“ya boleh bang , tapi kalo diruang tamu gak ada sinyal . Jadi abang onlinenya diteras rumah .”sahutku
“ya deh , sip . Abang juga gak mau ganggu kalian. “kata abang lagi
Aku pun menuju kekamar untuk mengambil laptop dan modem . Aku serahkan modem dan laptop ku ke abang . Abang pun beranjak dari tempat duduknya menuju teras rumah . Dan tidak lama , abang pun telah larut dengan kesibukannya sendiri . Tinggal aku dan dia didalam ruang tamu . Dia menerawang kesekeliling . Melihat langit-langit ruang tamu ku . Kemudian dia pun bersuara , memulai perbincangan yang manis dan penuh keharuan .
“sudah aku duga bunda , mama mu tidak akan menyukai ku karna aku berbeda .”katanya dengan raut wajah kesedihan
“mama tidak suka karna mama belum mengenal ayah . Mama tidak tau bagaimana ayah mencintai aku .”timpalku dengan suara yang mulai parau
“bunda , apa bunda akan terus memperjuangkan cerita kita ini ? Walau banyak orang yang bilang cerita kita tidak ada masa depan ?”tanyanya kemudian
“bunda tidak peduli bagaimana mereka berargumen tentang kita . Mereka bukan TUHAN yang bisa memfonis cerita kita tidak bisa memiliki masa depan ayah ?”jawabku
Mendengar jawaban itu , dia pun tersenyum . Raut kesedihan yang tersirat diwajahnya mulai memudar , Namun rentetan pertanyaan tidak berakhir begitu saja . Dia meremas tangan ku dan melanjutkan perbincangan kita .
“bunda , seandainya aku miskin nanti apa bunda akan tetap mencintaiku ?” tanyanya lagi
“aku kan tetap mencintaimu . Kita akan berusaha bersama mengatasi keadaan itu.”jawabku mantap
“bagaimana jika aku cacat bunda , apa bunda akan tetap mencintaiku ?”tanyanya lagi lebih serius
“aku akan tetap mencintaimu . Biarkan aku yang merawatmu , kita akan menua bersama ayah .”jawabku serius
“aku akan bahagiain bunda nanti . Kita berjuang bersama , tidak boleh ada kata menyerah untuk cinta kita . “katanya sangat mantap
Aku pun mengangguk pelan tanda setuju . Namun sekarang giliran ku yang bertanya padanya .
“ayah , bagaimana jika keluargamu juga tidak menyukai ku ? Apa ayah akan meninggalkan ku ?”tanyaku cemas
“tidak bunda . Keluarga ku akan menerima mu hangat . Karna bukan kali pertama mereka menyambut perbedaan . Percayalah padaku . “jawabnya mantap
“ayah , jangan berhenti mencintaiku ya ? Bisakan ayah bersamaku hingga TUHAN yang mmebuat perpisahan maut diantara kita ?”tanyaku lagi
“bisa bunda . Asal bunda tidak pernah menyerah . Percayalah ini cara TUHAN untuk menyatukan cinta kita .”jawabnya lagi
Aku pun terdiam , dan menatapnya dalam-dalam . Aku biarkan seluruh emosi ku dan egois ku luntur sejenak dari diriku . Aku patenkan hatiku untuk pria didepan ku saat itu . Ada bisikan lirih yang pelan-pelan bermunculan di otak ku , merasuk ke sistem saraf ku , membuatku terdampar sejenak dalam pikiran ku . Sejak kecil aku selalu diajari bagaimana melakukan banyak hal . Namun aku tidak pernah diajari bagaimana jatuh cinta ? Aku tidak peduli bagaimana mereka menganggap ini sia-sia , yang aku tau hatiku tidak mungkin salah untuk urusan mencintai seperti ini . Aku mencintai dia dengan tangan terbuka . Tidak pernah ada perbedaan dalam cinta kita . Aku akan terus membuat babak baru bersamanya .
“dedek abang pinjem laptop dan modem , boleh ?”kata abang jail
“ya boleh bang , tapi kalo diruang tamu gak ada sinyal . Jadi abang onlinenya diteras rumah .”sahutku
“ya deh , sip . Abang juga gak mau ganggu kalian. “kata abang lagi
Aku pun menuju kekamar untuk mengambil laptop dan modem . Aku serahkan modem dan laptop ku ke abang . Abang pun beranjak dari tempat duduknya menuju teras rumah . Dan tidak lama , abang pun telah larut dengan kesibukannya sendiri . Tinggal aku dan dia didalam ruang tamu . Dia menerawang kesekeliling . Melihat langit-langit ruang tamu ku . Kemudian dia pun bersuara , memulai perbincangan yang manis dan penuh keharuan .
“sudah aku duga bunda , mama mu tidak akan menyukai ku karna aku berbeda .”katanya dengan raut wajah kesedihan
“mama tidak suka karna mama belum mengenal ayah . Mama tidak tau bagaimana ayah mencintai aku .”timpalku dengan suara yang mulai parau
“bunda , apa bunda akan terus memperjuangkan cerita kita ini ? Walau banyak orang yang bilang cerita kita tidak ada masa depan ?”tanyanya kemudian
“bunda tidak peduli bagaimana mereka berargumen tentang kita . Mereka bukan TUHAN yang bisa memfonis cerita kita tidak bisa memiliki masa depan ayah ?”jawabku
Mendengar jawaban itu , dia pun tersenyum . Raut kesedihan yang tersirat diwajahnya mulai memudar , Namun rentetan pertanyaan tidak berakhir begitu saja . Dia meremas tangan ku dan melanjutkan perbincangan kita .
“bunda , seandainya aku miskin nanti apa bunda akan tetap mencintaiku ?” tanyanya lagi
“aku kan tetap mencintaimu . Kita akan berusaha bersama mengatasi keadaan itu.”jawabku mantap
“bagaimana jika aku cacat bunda , apa bunda akan tetap mencintaiku ?”tanyanya lagi lebih serius
“aku akan tetap mencintaimu . Biarkan aku yang merawatmu , kita akan menua bersama ayah .”jawabku serius
“aku akan bahagiain bunda nanti . Kita berjuang bersama , tidak boleh ada kata menyerah untuk cinta kita . “katanya sangat mantap
Aku pun mengangguk pelan tanda setuju . Namun sekarang giliran ku yang bertanya padanya .
“ayah , bagaimana jika keluargamu juga tidak menyukai ku ? Apa ayah akan meninggalkan ku ?”tanyaku cemas
“tidak bunda . Keluarga ku akan menerima mu hangat . Karna bukan kali pertama mereka menyambut perbedaan . Percayalah padaku . “jawabnya mantap
“ayah , jangan berhenti mencintaiku ya ? Bisakan ayah bersamaku hingga TUHAN yang mmebuat perpisahan maut diantara kita ?”tanyaku lagi
“bisa bunda . Asal bunda tidak pernah menyerah . Percayalah ini cara TUHAN untuk menyatukan cinta kita .”jawabnya lagi
Aku pun terdiam , dan menatapnya dalam-dalam . Aku biarkan seluruh emosi ku dan egois ku luntur sejenak dari diriku . Aku patenkan hatiku untuk pria didepan ku saat itu . Ada bisikan lirih yang pelan-pelan bermunculan di otak ku , merasuk ke sistem saraf ku , membuatku terdampar sejenak dalam pikiran ku . Sejak kecil aku selalu diajari bagaimana melakukan banyak hal . Namun aku tidak pernah diajari bagaimana jatuh cinta ? Aku tidak peduli bagaimana mereka menganggap ini sia-sia , yang aku tau hatiku tidak mungkin salah untuk urusan mencintai seperti ini . Aku mencintai dia dengan tangan terbuka . Tidak pernah ada perbedaan dalam cinta kita . Aku akan terus membuat babak baru bersamanya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar